Top
Kamis, 01 Mei 2025 | Edukasi

Guru PAUD sahabat Educa, Modul Ajar ini bisa menjadi panduan bagi Anda dalam mengajar dengan tema tempat wisata. Ada 3 macam tempat wisata, yaitu wisata alam, wisata budaya, dan wisata buatan. Dengan pendekatan deep learning, siswa akan diajak untuk belajar aneka tempat wisata dengan cara yang menyenangkan. “Children whose families take them to museums and zoos, who visit historic sites, who travel abroad, or who camp in remote areas accumulate huge chunks of background knowledge without even studying. For the impoverished child lacking the travel portfolio of affluence, the best way to accumulate background knowledge is by either reading or being read to.” - Jim Trelease Pembelajaran tentang tempat wisata memungkinkan siswa untuk memperoleh pengetahuan yang lebih luas tentang tempat wisata, misalnya sejarahnya dan latar belakang berdirinya. Beberapa siswa mungkin belum mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi aneka tempat wisata yang diajarkan. Namun, dengan pembelajaran tentang tema tempat wisata siswa bisa mendapatkan aneka pengetahuan mereka tentang wisata tersebut dan bisa membuat mereka berminat dalam mengunjungi tempat wisata tersebut. Baca juga: Modul Ajar Harian PAUD Tema Liburanku, Pergi ke Kebun Raya | Kurikulum Deep Learning TK Usia 4-6 Tahun Selain itu, diharapkan siswa akan semakin mampu Anak mengenali dan memahami berbagai jenis tempat wisata (alam, budaya, buatan, contoh-contoh tempat wisata,) serta mengembangkan rasa ingin tahu, kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis, dan ekspresi kreatif melalui pengalaman langsung, serta kegiatan reflektif. Berikut contoh Modul Ajar 1 Bulan untuk PAUD usia 4–6 tahun dengan tema "Tempat Wisata: Alam, Budaya, dan Buatan" dengan pendekatan Deep Learning (pembelajaran mendalam). 1. Minggu pertama: wisata alam A. Pengalaman nyata: Jalan-jalan di taman: Siswa bermain sambil belajar mengenal warna, bentuk, dan suara alam saat berjalan-jalan di taman Berkemah di sekolah: Siswa bermain permainan alam, bernyanyi di sekitar api unggun, dan mendengarkan cerita petualangan Menonton video tempat wisata: Siswa terlibat dalam diskusi interaktif dan membuat gambar tempat wisata favorit setelah menonton video tentang berbagai destinasi menarik Menjelajah desa: Siswa menjelajahi desa terdekat sambil mengenal berbagai tumbuhan, hewan, dan kehidupan sehari-hari masyarakat desa melalui permainan dan observasi langsung B. Kegiatan menyenangkan Siswa memilih kegiatan menyenangkan yang bisa dilakukan, yaitu: Membuat kolase dari daun dan bunga kering Bermain tebak-tebakan suara alam (seperti suara burung, ombak, angin) Menyusun puzzle pemandangan alam Mengikuti permainan berburu benda alam (nature scavenger hunt) Membacakan cerita petualangan di hutan atau gunung. C. Kegiatan berbasis proyek Siswa membuat proyek mini berkelompok, misalnya: Buku mini wisata alam: Siswa membuat buku bergambar sederhana berisi tempat wisata alam favorit lengkap dengan gambar dan cerita singkat. Poster promosi wisata alam: Siswa membuat poster yang mengajak orang untuk mengunjungi tempat wisata alam dengan gambar, stiker, dan ajakan sederhana. D. Diskusi dan refleksi: Siswa mendapatkan pertanyaan: "Apa yang kamu lihat? Apa yang kamu rasakan saat berada di alam?" Siswa bercerita tentang pengalaman ke taman atau kebun. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik : Liburanku, Tamasya ke Pantai sesuai Kurmer 2024 2. Minggu kedua: wisata budaya A. Pengalaman Nyata: Siswa melakukan kegiatan: Kunjungan ke museum: Siswa mengamati benda-benda bersejarah, mendengarkan penjelasan sederhana dari pemandu. Kunjungan ke rumah adat: Siswa menjelajahi bagian-bagian rumah adat, mencoba pakaian tradisional, dan mengikuti permainan atau tarian daerah yang diperkenalkan di sana. B. Kegiatan menyenangkan Siswa memilih kegiatan menyenangkan yang bisa dilakukan, yaitu: Menari tari daerah sederhana Mewarnai gambar candi atau rumah adat Bermain peran menjadi penari atau pemandu wisata C. Kegiatan berbasis proyek Membuat topi atau aksesoris tradisional: Siswa membuat replika sederhana topi adat atau hiasan kepala dari daerah tertentu menggunakan kertas, kain, dan stik es krim. Membuat panggung mini: Siswa membuat panggung kecil dari kardus dan menghiasnya, lalu menambahkan gambar boneka kertas yang memakai pakaian adat. D. Diskusi dan refleksi Siswa menjawab pertanyaan: "Apa itu budaya? Mengapa kebudayaan Indonesia perlu dilestarikan? Siswa bercerita tentang budaya dari daerah asal siswa. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik : Berlibur ke Puncak Pegunungan - Tema : Tamasya Itu Menyenangkan - Kurikulum Merdeka Belajar 3. Minggu ketiga: wisata buatan A. Pengalaman Nyata Bermain di taman bermain buatan sekolah Menonton video tentang kebun binatang/wahana bermain. B. Kegiatan menyenangkan: Membuat taman bermain dari balok Bermain peran sebagai petugas wahana atau pengunjung Menggambar tempat wisata impian C. Kegiatan berbasis proyek: Membuat maket taman bermain impian dari kardus dan bahan bekas. Bermain peran sebagai penjaga tiket dan pengunjung wahana buatan. Menggambar dan mewarnai kolam renang atau taman hiburan favorit mereka. D. Refleksi dan diskusi: Siswa menjawab pertanyaan: "Jika kamu punya taman bermain sendiri, seperti apa bentuknya?" Siswa menjawab pertanyaan:: "Apa yang dibuat oleh manusia di tempat wisata ini?" Baca juga: Kegiatan Liburan: BERTAMASYA SAMBIL BELAJAR ALAT TRANSPORTASI untuk Anak PAUD 4-6 Tahun | GRATIS LKA 4. Minggu keempat: integrasi dan penutup Di minggu terakhir, siswa diajak untuk melakukan kegiatan di alam nyata, misalnya: Pameran mini karya anak: Siswa membuat rancangan acara untuk melakukan kegiatan pameran maket, lukisan, kostum, dan cerita anak. Kegiatan kunjungan edukasi: Dilakukan di 3 zona wisata berbeda, yaitu wisata alam, budaya, buatan. Refleksi mendalam: Anak diajak berbagi pengalaman selama satu bulan – mana yang paling disukai dan kenapa. “Traveling is one of the best ways to learn about the world and all its amazing places, people, and cultures.” - Anna Othitis Melakukan kegiatan traveling atau kunjungan ke aneka tempat wisata bisa menumbuhkan rasa ingin tau dan memperluas pengetahuan anak-anak tentang lintas budaya dan dunia. Itulah mengapa, siswa perlu diajak untuk melakukan kegiatan semacam field trip atau wisata edukasi. KABI (Kisah Teladan Nabi): Efektif Membangun Karakter Islami Anak Indonesia   Sumber referensi: Trelease, Jim. The Read-Aloud Handbook, 2006 [1] Othitis, Anna. My First Travel Book, 2014 [2]

Kamis, 17 April 2025 | Edukasi

Modul ajar dengan tema "Menggapai Cita-cita" ini bisa menjadi panduan mengajar untuk anak usia dini, khususnya berusia TK atau usia 4-6 tahun. Berbicara tentang cita-cita, tentu saja sangat erat hubungannya dengan aneka profesi. "The goal of early childhood education should be to activate the child's own natural desire to learn." — Maria Montessori. Pendidikan bagi anak harus mampu membangkitkan keinginan alaminya untuk belajar. Pengenalan aneka profesi kepada anak usia dini, bisa memotivasi anak usia dini untuk mengeksplorasi minat, bakat, dan cita-citanya, serta menumbuhkan pemahaman akan pilihan karir yang bisa dipilih di masa depan. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik : Menggapai Cita-Cita - Subtopik : Profesi Orangtuaku - Kurikulum Merdeka Belajar Selain pengenalan akan aneka profesi atau cita-cita, anak didik akan belajar tentang tugas-tugas utama setiap profesi dan peralatan yang digunakan dalam bekerja sesuai profesi. 1. Kegiatan Pembuka Guru menyapa dengan ceria dan mengajak anak didik bernyanyi lagu bertema cita-cita atau lagu tentang profesi, misalnya lagu "Semua Profesi Baik Adanya". Anak didik menjawab pertanyaan guru tentang aneka profesi sesuai dengan syair lagu dan tugas-tugasnya, serta aneka profesi lain yang dikenal oleh anak didik. Anak didik menjawab pertanyaan guru dengan media gambar tentang profesi. Unduh GRATIS: Lembar Kerja Anak Tema Profesi dan Alat Bekerja 2. Kegiatan Inti Bermain peran tentang profesiBerikut ini adalah salah satu contoh percakapan antara Rina dan Pak Budi yang bekerja sebagai pemadam kebakaran.:Rina: Pak Budi, apa pekerjaan Bapak? Pak Budi: Saya seorang pemadam kebakaran, RinaRina: Wah, tugasnya Bapak apa ya? Pak Budi: Saya memadamkan api dan menolong orang saat kebakaranRina: Mengapa Anda memilih bekerja sebagai pemadam kebakaran?Pak Budi: Karena saya suka menolong orang. Bertepuk tangan edukatifMelakukan tepuk profesi dan tugasnyaGuru (Tepuk tangan dua kali)Mengajar murid (Tepuk tangan dua kali)Dokter (Tepuk tangan dua kali)Memeriksa pasien (Tepuk tangan dua kali)Kamu (Tepuk tangan dua kali sambil menunjuk 1 siswa)Astronot (Siswa yang ditunjuk menjawab) BerceritaAnak didik menceritakan kisah seseorang dengan media gambar. Pada gambar tercantum nama orang, pekerjaan, dan aktivitas yang dilakukan. Contoh cerita anak didik adalah: "Pak Jack adalah seorang polisi. Ia bertugas sebagai penjaga keamanan. Saat ini ia sedang menertibkan pengendara kendaraan Tebak gambarGuru menunjukkan sebuah gambar peralatan yang biasa digunakan oleh suatu profesi, misalnya stetoskop, baju astronot, mobil taksi, dan lainnya. Anak didik menebak nama peralatan tersebut, dan menebak nama profesi yang menggunakan peralatan tersebut Peragaan busana profesiAnak didik mengenakan busana atau kostum dengan tema profesi dari rumah. Saat di sekolah ia melakukan peragaan busana dan melakukan presentasi tentang busana yang ia tampilkan Mewarnai gambar atau menggambar tema profesiAnak didik menggambar atau mewarnai gambar dengan tema profesi yang ia sukai, lalu mempresentasikan tentang profesi tersebut. Mempresentasikan gambar tema profesiAnak didik memilih sebuah gambar dari banyak gambar yang disediakan guru, lalu mempresentasikan gambar tersebut di depan kelas. Mempresentasikan alat suatu profesiAnak didik memilih satu buah alat yang sering digunakan oleh profesi tertentu dan menjelaskan profesi apa yang sering menggunakannya serta manfaatnya Mengundang tenaga profesionalGuru mengundang seorang profesional, memintanya memperkenalkan diri, mencerita aneka hal tentang profesi yang ditekuninya, serta memotivasi anak didik agar giat belajar demi menggapai cita-cita. Baca juga: 7 Aktivitas Simpel PAUD untuk Belajar Profesi Pemadam Kebakaran 3. Kegiatan Penutup Anak didik menunjukkan hasil karya mereka dan menceritakan cita-citanya Anak didik menonton video motivasi tentang orang sukes Anak didik menjawab pertanyaan guru tentang cara menggapai cita-cita, serta memotivasi anak didik agar giat belajar Guru memberikan apresiasi kepada setiap anak Anak didik bernyanyi lagu tentang rajin belajar dan menjadi anak yang berkarakter mulia. "What we want is to see the child in pursuit of knowledge, and not knowledge in pursuit of the child." — George Bernard Shaw. Dengan mengajarkan materi bertema aneka profesi dengan kegiatan yang variatif, anak didik akan semakin kaya akan pengetahuan tentang apa yang menjadi cita-cita mereka. Anak didik mendapatkan kesempatan untuk mengeksplorasi cita-cita mereka, serta memahami jalur atau jalan yang dibutuhkan untuk bisa mencapai cita-cita sedini mungkin. Jangan biarkan anak didik hanya memiliki satu cita-cita. Karena di masa depan akan semakin banyak cita-cita yang bisa dicapai seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi. Baca juga: 5 Cara Asyik Mengenal Profesi pada Anak, Cara ke 3 Paling Seru! "Ketika kita membantu anak-anak menetapkan tujuan dan menghubungkan tujuan itu dengan hal-hal yang mereka sukai, kita tidak hanya mengajarkan ambisi—kita sedang membangun arah, fokus, dan ketangguhan." - Ellen Galinsky KABI - Kisah Teladan Nabi: Media Asyik Mengajarkan Karakter Islami  Sumber referensi: Montessori., Maria. (2020). Montessori Method [1] Shaw, George Bernard. (1911). Bubo Quote [2] Galinsky, Ellen. Mind in the Making: The Seven Essential Life Skills Every Child Needs. (2010) [3]

Rabu, 09 April 2025 | Parenting

Ayah Bunda sahabat Educa, deep learning adalah pendekatan pembelajaran yang cocok diterapkan di zaman ini. Anak bisa diajak belajar kapan dan di mana saja, serta melalui pengalaman nyata dan pembiasaan sehari-hari. Erika Christakis dalam bukunya, ‘The Importance of Being Little: What Preschoolers Really Need from Grownups’, mengatakan: "Young children are important because they contain within themselves the ingredients for learning, in any place and at any time. Parents and teachers are important, too..." Guru dan orang tua memiliki peran penting bagi perkembangan anak. Ayah Bunda tidak boleh hanya menggantungkan perkembangan si kecil kepada guru. Ayah Bunda sangat dibutuhkan oleh si kecil dalam mengarahkan, mendukung, dan memperkaya pengalaman belajar dalam hidup sehari-hari, baik di kamar, di taman, di dapur, dan di mana saja, sehingga si kecil semakin berkembang optimal. Baca juga: Alasan MENGAPA PENDEKATAN DEEP LEARNING perlu Diterapkan di PAUD dan SD di Zaman Sekarang Albert Einstein berkata, "Learning is experience. Everything else is just information." Pembelajaran atau kurikulum dengan pendekatan Deep Learning sangat menekankan pada pembelajaran dengan metode praktik atau metode belajar melalui pengalaman nyata. Bukan hanya pembelajaran yang bermanfaat untuk “menyerap informasi”. Pembelajaran melalui pengalaman nyata bisa membuat pembelajaran semakin mendalam dan bermakna. Ayah Bunda bisa mengajari si kecil banyak hal dengan cara melibatkannya dalam kegiatan sehari-hari. Baca juga: TINGKATKAN MINAT BACA Anak 4-5 Tahun dengan Pendekatan DEEP LEARNING Manfaat praktik pembelajaran mendalam di rumah bagi si kecil Ada banyak manfaat yang didapat si kecil, ketika Ayah Bunda membimbingnya dalam memahami konsep dengan cara mengalami secara langsung, yaitu: Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis: Jawablah setiap pertanyaan si kecil dan berikan kesempatan baginya untuk mengeksplorasi secara dan menemukan solusi secara mandiri. Berikan bantuan seperlunya, atau ketika benar-benar dibutuhkan. Meningkatkan bonding: Si kecil akan merasa semakin didukung dan dihargai saat ia lebih banyak dimotivasi dan lebih sedikit dikritik. Syukurilah setiap perkembangan si kecil, meski itu hanya hal yang sederhana. Mendapatkan pengalaman belajar secara holistik: Si kecil tidak hanya akan belajar teori atau menghafal sesuatu. Namun, ia juga akan belajar dengan melakukan kegiatan praktik dan mengalami secara langsung. Mengembangkan karakter: Si kecil akan semakin tumbuh menjadi pribadi yang berempati, mandiri, sabar, peduli, dan mampu berkolaborasi. Mengembangkan daya ingat dan kecerdasan: Paul Halmos mengatakan, "The only way to learn Mathematics is to do Mathematics." Ketika si kecil belajar dengan melakukan, ia akan belajar secara lebih mendalam. Ia juga akan mengembangkan kecerdasannya secara lebih optimal. Meningkatkan kemampuan analisis: Si kecil akan mendapatkan lebih banyak ide baru saat ia menganalisa dan mendiskusikan banyak hal bersama Ayah Bunda. Meningkatkan motivasi belajar: Si kecil akan termotivasi untuk terus belajar dimanapun dan bersama siapa pun (tidak terbatas pada ruang kelas). Baca juga: Modul Ajar Mingguan Tema Transportasi Air untuk Anak PAUD 4-6 Tahun | RPP Deep Learning Apa saja contoh kegiatannya? Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan bersama si kecil di rumah. Aneka kegiatan tersebut bisa direncanakan atau dirancang secara khusus, atau mengajak si kecil melakukan kegiatan bersama secara spontan. Beberapa diantaranya adalah: Melakukan percobaan Sains Mendiskusikan film yang baru saja ditonton Memasak bersama Bermain peran Mengeksplorasi taman atau alam sekitar Mengajak bercerita secara interaktif Bekerja kelompok (menggambar bersama, membuat craft bersama) Mengajak si kecil ke tempat kerja Matthew Jacobson mengatakan: "Behind every young child who believes in themselves is a parent who believed first." Ayah Bunda sahabat Educa, berikanlah kepercayaan kepada si kecil saat ia berani untuk mencoba atau melakukan sesuatu yang baru. Jangan terlalu mudah khawatir atau takut si kecil “kenapa-kenapa”. Selama Ayah Bunda memberikan pendampingan dan pengawasan (kewaspadaan) yang baik, serta memberikan penjelasan yang terperinci ketika ia melakukan sesuatu, yakinlah ia akan baik-baik saja. Biarkan si kecil belajar dari setiap kesalahan-kesalahan kecil yang ia lakukan, agar kepercayaan dirinya dalam bereksplorasi semakin berkembang optimal. Marbel TK dan PAUD: Sahabat bermain dan belajar anak Indonesia   Sumber referensi: Christakis, Erika. (2016). The importance of being little: What preschoolers really need from grownups [1] Einstein, Albert. (2024). Thought provoking quotes on experiential learning [2] Jacobson, Matthew. (2022) . Inspirational parenting quotes [3] Halmos, Paul, R. (1974). A hilbert space problem book [4] Freepik.com. (2023). Mother girl playing game medium shot [5]

Senin, 07 April 2025 | Edukasi

Mengadakan program orang tua mengajar di PAUD / TK tempat buah hatinya bersekolah? Mungkinkah? Guru PAUD & SD sahabat Educa, Edward Bulwer mengatakan: "The best teacher is the one who suggests rather than dogmatizes, and inspires his listener with the wish to teach himself." Guru terbaik adalah ia yang tidak hanya mampu membimbing atau mengajar, tapi juga mampu menginspirasi. Peran guru di sekolah sangatlah penting dalam mengajar dan menginspirasi. Namun, sosok yang bisa mengajar dan menginspirasi siswa di sekolah bukan hanya guru. Guru bisa mendatangkan seseorang yang sudah berkompeten dan berpengalaman di bidangnya untuk bisa mengajar dan menginspirasi siswa di sekolah. Baca juga: Cara Orang Tua Mengajarkan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat 2025 Sesuai Anjuran Kemendikdas Orang yang paling dekat dengan sekolah dan tentu saja terekomendasi oleh sekolah adalah orang tua siswa sendiri. Orang tua siswa tentu memiliki banyak profesi yang beraneka ragam. Mereka bisa diajak bekerja sama untuk mendapatkan kesempatan mengajar siswa di sekolah tempat buah hatinya belajar, agar bisa menginspirasi siswa lainnya. Program ini dikenal dengan sebutan “Program Orang Tua Mengajar”. Baca juga: Tumbuhkan Ikatan Batin yang Erat antara Anak dengan Orang Tua bersama Riri Cerita Anak Interaktif Guru PAUD sahabat Educa, program ini biasanya diadakan saat siswa belajar tentang profesi. Karena dalam pembelajaran tema profesi, siswa akan diajak mengenal aneka profesi. Dengan mengajak orang tua mengajar, siswa tidak hanya diajak untuk belajar menghafal aneka profesi. Siswa akan diajak pula untuk belajar secara lebih mendalam (deep learning).  Apa manfaat dari Program Orang Tua Mengajar? Program ini sangat bermanfaat, baik bagi siswa maupun orang tua siswa. Beberapa diantaranya adalah: Meningkatkan partisipasi orang tua: Tidak hanya bagi siswa, program ini juga akan bermanfaat bagi orang tua. Orang tua akan semakin memahami kebutuhan, bakat, minat, dan perkembangan buah hatinya. Bonding orang tua-guru pasti juga akan semakin baik. Meningkatkan social skills anak siswa: Siswa akan belajar berinteraksi dengan orang lain di sekolah. Tidak hanya bersama guru saja. Meningkatkan semangat belajar siswa: Karena pengajarnya bukan guru, pasti siswa akan merasakan sensasi yang baru. Apalagi kalau kegiatan pembelajaran dikemas secara menyenangkan. Pembelajaran semakin bermakna: Dalam kegiatan ini, siswa tidak hanya mendapatkan pengajaran. Siswa akan mendapatkan inspirasi dan informasi lebih lengkap dari ahlinya. Paul E. Gray, dalam artikel berjudul ‘Awesome Quotes on the Evolving Nature of Learning’ mengatakan: "The most important outcome of education is to help students become independent of formal education." Apa saja contoh aktivitasnya? Tujuan utama pendidikan ialah membantu siswa menjadi insan yang mandiri dan tidak bergantung pada pendidikan formal. Pendidikan seharusnya memberikan modal bagi siswa agar memiliki kemampuan berpikir kritis, rasa ingin tahu, dan kemampuan belajar serta mengembangkan diri secara mandiri. Berikut ini adalah variasi kegiatan yang bisa diberikan orang tua dalam program ini, agar siswa mengalami perkembangan dalam berbagai aspek. Variasi kegiatan juga diperlukan untuk mengatasi kebosanan. Baca juga: Pentingnya Dukungan Orang Tua dalam Pengembangan Bakat Anak Cerita inspirasiOrang tua bisa menceritakan pengalamannya dalam berkarya, misalnya tentang tanggung jawabnya, tugas-tugasnya, peralatan yang digunakan, dan apa yang dirasakan saat bekerja. Melakukan permainanOrang tua mengajak siswa untuk bermain aneka permainan yang nantinya dihubungkan dengan profesinya, misalnya dengan bermain peran, melakukan permainan sensorik, dan lainnya. Praktik kerja dan mengajarkan soft skillsOrang tua bisa mengajarkan soft skills sesuai dengan bidang yang dikuasainya, misalnya memasak (koki), mengatur lalu lintas (polisi), melakukan pertolongan pertama (dokter), teknik dasar bernyanyi (penyanyi), dan lainnya. Art and CraftSiswa diajak menggambar, bernyanyi, mewarnai gambar, membuat kerajinan tangan, dan lainnya. Eraldo Banovac berkata, “There is no better way to influence children than being their role model.” Semoga kehadiran orang tua di sekolah dalam Program Orang Tua Mengajar bisa menambah jumlah role model bagi setiap siswa. Role model atau bahkan idola di kehidupan nyata yang bisa membuat mereka semakin termotivasi untuk belajar, berpikir positif, dan semangat menggapai cita. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik : Menggapai Cita-Cita - Subtopik : Profesi Orangtuaku - Kurikulum Merdeka Belajar Ajak si Kecil Bermain dan Belajar bersama Marbel TK dan PAUD  Sumber referensi: Bulwer, Edward, (2021). a-z quotes [1] Gray, Paul E. (2015). Awesome quotes on the evolving nature of learning [2] Banovac, Eraldo. (2023). Quotable quote [3]

Rabu, 02 April 2025 | Edukasi

Sensory play adalah salah satu kegiatan pembelajaran yang sangat penting dilakukan oleh anak usia dini. Kegiatan ini biasa dilakukan dengan metode bermain, serta melibatkan indera anak didik. Seorang pakar anak, Sue Gascoyne, mengatakan: “Sensory play helps children build nerve connections in the brain’s pathways, which lead to the child’s ability to complete more complex learning tasks.” Baca juga: Aneka KEGIATAN BERMAIN untuk MELATIH SENSORIK Anak: Untuk Persiapan Masuk PAUD / Kelompok Bermain Dalam bukunya, Sue Gascoyne menjelaskan bahwa aneka permainan sensori atau permainan yang melibatkan indera penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan pengecapan dapat membantu anak dalam mengembangkan koneksi syaraf dalam jalur otak. Hal ini memungkinkan anak dapat menyelesaikan aneka tugas belajar dan soal-soal yang lebih rumit. Dalam aneka permainan sensori , anak akan mendapatkan pengalaman langsung dengan berbagai tekstur, suara, warna, rasa, dan bau. Sally Goddard Blythe, dalam bukunya, menulis: "Aktivitas sensorik dan motorik di tahun-tahun awal sangat penting untuk perkembangan keterampilan belajar yang lebih tinggi di kemudian hari." Anak-anak membutuhkan aneka kegiatan yang bisa membuat mereka bisa bergerak dan bereksplorasi guna mengembangkan aneka skills dan mendukung perkembangan positif anak lainnya, misalnya: Motorik halus dan kasar: Mencakup gerakan jari, tangan, kaki, dan setiap anggota tubuh, melalui kegiatan menyentuh, menggerakkan benda, dan lainnya. Daya konsentrasi: Anak semakin mampu berfokus pada hal-hal yang detail dan mempertajam kemampuan observasi. Kreativitas dan imajinasi: Dengan kegiatan eksperimen dan membuat produk, anak dapat mengembangkan kemampuan sensoriknya. Pengelolaan emosi: Anak semakin memahami pentingnya ketenangan dan kesabaran, meski hati gembira, agar mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik. Keterampilan sosial: Anak semakin mampu memahami pentingnya berkomunikasi, berkolaborasi, dan berbagi dengan aneka kegiatan berkelompok yang dilakukan. Baca juga: Ide PERMAINAN ASYIK untuk Belajar PANCA INDERA | Tema Diriku Anak PAUD Usia 3-4 Tahun Ada banyak kegiatan sensory play yang sudah biasa dilakukan di PAUD. Mungkin Anda pernah mengajak anak didik melakukannya. Beberapa diantaranya adalah: Bermain pasir kinetikAjak anak melakukan kegiatan menggenggam atau menabur pasir atau menggunakan alat, misalnya menyaring pasir. Kegiatan ini bermanfaat untuk melatih koordinasi mata dan tangan. Bermain air Mintalah anak menciduk, menuang, atau mencampur air dari satu wadah ke wadah lain untuk mengajarkan konsep volume dan tekstur. Langkah sensorikAjak anak berjalan di permukaan lantai yang halus, rerumputan, daratan berpasir, daratan berbatu dan lainnya agar memahami ragam tekstur dengan peraba di kaki. Bermain dengan indera pembauSiapkan beberapa buah kantong dari kain yang diisi dengan kayu manis, kopi, bunga, kapur barus, dan lainnya. Mintalah anak mencium bau dan menebak benda apa yang ada di dalamnya untuk melatih indera pembau anak. Bermain PlaydoughAnak bisa meremas, menarik, dan membuat aneka bentuk dengan playdough guna melatih motorik halus. Baca juga: Belajar Topik Panca Indera jadi Lebih Seru dengan Aneka Aktivitas Merdeka Ini Sensory play tidak hanya menyenangkan, tetapi juga berperan besar dalam perkembangan anak usia dini. Dengan berbagai kegiatan sensorik, anak dapat belajar dengan cara yang alami dan bermakna sesuai tahap perkembangannya. Sensory Play: Cara efektif menerapkan mindful, meaningful, dan joyful learning Maria Montessori, seorang pendidik dan dokter asal Italia, menyatakan bahwa:"The goal of early childhood education should be to activate the child's own natural desire to learn." Pendidikan bagi anak usia dini tidak hanya tentang mengajarkan fakta atau menghafal suatu materi. Namun, lebih dari itu, anak didik harus diajak untuk mengembangkan rasa ingin tahu, kemampuan eksplorasi, dan kemandirian dalam belajar. Karena setiap anak usia dini memiliki keterampilan alami untuk terus mengembangkan diri dan belajar. Tugas pendidik adalah sebagai fasilitator, agar anak didik bisa melakukan banyak hal dengan segala kegiatan praktik dan pengalaman nyata yang menarik dan bermakna. RIRI (Cerita Anak Interaktif): Media Pengembangan Karakter dan Kognitif Anak dengan Dongeng   Sumber referensi: Gascoyne, Sue. (2013). Sensory play [1] Blythe, Sally Goddard. (2005). The well balanced child: movement and early learning [2] Montessori, Maria. (2021). My teaching cupboard. [3] Freepik.com. (2023). Cute adorable boy striped t shirt playing with colorful kinetic [4]

Kamis, 27 Maret 2025 | Edukasi

Anak-anak usia PAUD di era sekarang sangat menikmati pembelajaran yang menyenangkan, berkesadaran, dan bermakna. Siswa tidak hanya diajak untuk menghafalkan suatu materi tertentu. Namun, lebih dari itu, ada banyak keterampilan yang bisa berkembang saat siswa mengikuti suatu pembelajaran. Yanyun Ding dan rekan-rekannya telah melakukan penelitian. Dalam penelitian tersebut mereka menyimpulkan: “Integrasi pembelajaran mendalam dalam pendidikan prasekolah dapat meningkatkan motivasi belajar, keterlibatan, strategi belajar, dan hasil belajar anak-anak. Model pendidikan yang dipersonalisasi berbasis pembelajaran mendalam memiliki keunggulan signifikan dalam derajat pembelajaran mendalam dan pencapaian belajar.” 1. Apa itu pembelajaran mendalam? Dalam konteks untuk anak usia PAUD, deep learning atau pembelajaran mendalam adalah suatu proses di mana siswa tidak hanya dituntut untuk menghafalkan suatu informasi. Dalam suatu pembelajaran, siswa juga diajak untuk memahami, menghubungkan, dan menerapkan suatu materi ajar atau pengetahuan dalam keseharian atau dalam kehidupan nyata. Ketika pembelajaran siswa diajak untuk mengalami, melakukan kegiatan yang eksploratif serta reflektif, sehingga membantu siswa dalam mengembangkan suatu konsep secara holistik (menyeluruh). Dengan pembelajaran yang dirancang secara, siswa diharapkan mampu merasakan pembelajaran yang lebih mendalam (mindful), bermakna (meaningful), dan menyenangkan (joyful). Pembelajaran ini diharapkan makin mampu mengembangkan kemampuan berkreasi, berpikir kritis, dan sosial yang semakin optimal dari siswa. Baca juga: TIPS PRAKTIS Membuat Modul Ajar PAUD - SD Kurikulum Deep Learning 2. Bagaimana agar siswa bisa mengalami pembelajaran yang mindful, meaningful, dan joyful? Mindful (Berkesadaran)Dalam pembelajaran ini, guru dan siswa terlibat penuh dalam pembelajaran. Siswa tetap dalam konsentrasi dan kesadaran yang baik selama proses pembelajaran, misalnya dengan mengajak siswa melakukan percobaan sains, membuat suatu produk kreativitas secara mandiri, mengidentifikasi suatu suara melalui media audio, dan lainnya. Meaningful (Bermakna)Pembelajaran perlu dirancang agar sesuai dengan kehidupan nyata, pengalaman sehari-hari, dan yang sedang tren saat ini, misalnya mengajak siswa berjualan dengan voucher, menggambar dengan media digital, membuat video tarian singkat dengan iringan musik, menjelajah alam serta membuat koleksi foto menarik, dan lainnya. Joyful (Menyenangkan / Menggembirakan)Pembelajaran di PAUD yang menyenangkan sudah diterapkan sejak zaman dulu. Namun, tentu saja ada banyak cara baru yang bisa membuat siswa agar bisa semakin merasa senang dan menikmati pembelajaran, misalnya menggunakan musik, video, aplikasi, dan media belajar terbaru. Baca juga: Alasan MENGAPA PENDEKATAN DEEP LEARNING perlu Diterapkan di PAUD dan SD di Zaman Sekarang 3. Pengembangan kemampuan tidak hanya sebatas kognitif Karena sumber pengetahuan ada banyak dan bisa diakses kapan serta di mana saja, maka hal yang dikembangkan dalam diri siswa tidak hanya sebatas pengetahuan saja. Pengetahuan bisa dihafalkan dengan berbagai cara menarik, misalnya dengan menonton video, melakukan presentasi, bermain gim, dan lainnya. Guru perlu menerapkan pemikiran yang positif dalam menilai siswa. Penting bagi guru untuk percaya bahwa setiap siswa pasti berkembang menjadi lebih baik dengan pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Tidak hanya tentang sejauh mana siswa mampu menghafalkan sesuatu. Isnada dan Al Muhajir menekankan bahwa penerapan tipe pembelajaran aktif dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa secara signifikan. Dalam penelitian mereka, penerapan metode pembelajaran aktif meningkatkan keaktifan siswa dari 29,72% menjadi 100%. Pembelajaran yang membuat siswa aktif, secara otomatis akan membuat siswa kian mampu mengikuti pembelajaran dengan kesadaran yang baik. Hal ini akan memengaruhi semangat dan mood atau rasa senang siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran. Baca juga: Kurikulum DEEP LEARNING di PAUD: Apa Cirinya dan Contoh Aktivitasnya? Bagaimana Penerapannya? 4. Membangun budaya positif Lingkungan PAUD juga perlu dibangun suatu budaya yang positif. Dengan melakukan pembelajaran yang mendalam dan bermakna, maka budaya positif ini bisa diterapkan dengan cara: Menghargai proses: Setiap usaha kecil siswa perlu diapresiasi, bukan hanya hasil akhir. Guru tidak hanya menilai sebatas terlihat bagus atau tidak saat membuat produk atau menyelesaikan tugasnya. Namun, guru juga bisa menilai kemampuan bekerja sama, menjaga ketertiban, keuletan, dan lainnya. Memberikan apresiasi: Agar semangat siswa tidak kendor, guru perlu memberikan pujian atau apresiasi, meski itu hanya sebuah gambar bintang di papan tulis di samping nama siswa. Menghargai perasaan / pendapat siswa: Siswa di zaman sekarang memang tidak sekuat siswa zaman dahulu. Itulah pentingnya komunikasi, agar setiap persoalan bisa diselesaikan secara efektif dan komunikatif. Guru tidak hanya menggunakan otoritasnya saja dalam menentukan hitam putih suatu persoalan. Siswa juga perlu diajak untuk berdiskusi. Mengajarkan cara berkomunikasi yang baik: Guru perlu mengajarkan siswa cara berbicara yang sopan, mampu memilih kata-kata yang baik, dan kemampuan mendengarkan yang baik. Pembelajaran yang mendalam bagi anak usia dini tidak hanya mengajarkan tentang pengetahuan atau fakta. Namun, pembelajaran ini juga dapat membantu mereka dalam memahami dunia secara lebih menyenangkan, bermakna, dan mendalam. Dengan membangun budaya yang positif dan komunikasi yang efektif, semoga siswa semakin mampu mengembangkan kemampuan bereksplorasi, berpikir kritis, dan kreativitasnya, sehingga semakin siap menghadapi dunia dan mencapai cita-cita di masa depan. Sumber Referensi: Yanyun Ding. (2024). A Study of Preschool Integration of Deep Learning to Optimize the Content of Personalized Education for Young Children [1] Isnada & Al Muhajir. (2021). Tipe Pembelajaran Aktif dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa [2] Ike Junita Triwardhani, Wulan Trigartanti, Indri Rachmawati, Raditya Pratama Putra. (2019). Strategi Guru dalam Membangun Komunikasi dengan Orang Tua Siswa di Sekolah [3] Freepik.com. (2022). Medium Shots Miley Girl with Coloring Book [4]